ANALISA PERMASALAHAN PRODUTIFITAS UNGGULAN DI KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG: KASUS DESKRIPTIF

ANALISA PERMASALAHAN PRODUTIFITAS UNGGULAN DI KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG: KASUS DESKRIPTIF

Oleh: Afrizal Woyla Saputra Zaini

 

BAB I

A. Latar Belakang Masalah

Poncokusumo adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Luas Kecamatan Poncokusumo adalah 20.632 hektare. Sebagian besar penduduk Poncokusumo bekerja sebagai petani. Kecamatan Poncokusumo mempunyai 17 desa dan jumlah penduduknya sebanyak 93.153 jiwa (Laki-laki 49.401 jiwa, Perempuan 49.752 jiwa). Kecamatan ini berada di ketinggian 1200-1400 Mdpl dan terletak di kaki Gunung Semeru.

Kecamatan Poncokusumo yang sangat strategis dan bisa dikatakan sebagai potensi utama kota wisata di Malang Raya, dulunya rutinitas warga yang hampir sepenuhnya dihabiskan diperkebunan, menjadikan keindahan dan produksi buah-buahan, sayuran, bahkan berbagai macam bentuk produsi, seperti kripik apel, sari apel sambel, apel, dan berbagai bentuk lainnya, selain itu keindahan panorama  yang sangat mendukung menjadikan daya tarik wisatawan meningkat, bahkan data statistik menyebutkan angka kemiskinan di Kecamatan Poncokusumo hanya 1,5 persen, namun di era persaingan global ini, yang implasinya cukup tinggi membuat kendala utama dalam meningkatkan hasil produksi di daerah tersebut.

Realita saat ini Kecamatan Poncokusumo menjadi sebuah daerah yang tertinggal dan perekonomian terus menurun, disisi lain kecamatan Poncokususmo yang dulunya sangat indah dan penghasilan penduduk yang yang dapat menompang perekonomian masyarakat disana, tapi pada saat ini produksi apel berkurang kualitasnya dan pada akhirnya angka kemiskinan menjadi meningkat hingga 15 persen.

Angka kemiskinan tersebut cukup membuktikan bahwa daerah poncokusumo pada saat ini cukup membutuhkan upaya-upaya yang strategi dan nantinya dapat menggangkat kembali daya saing perekonomian disana. Upaya-upaya tersebut dibutuhkan peran dari berbagai sektor, diantaranya Pemerintah, LSM, Lembaga donor, dan juga masyarakat itu sendiri.


B. Rumusan Masalah

Dari penjelasan latar belakang, maka dapat dirumuskan pada konsep makalah ini adalah:

  1. Apa penyebab terjadinya kemiskinan di Kecamatan Poncokusumo.?
  2. Kenapa kemiskinan adalah hal yang paling penting untuk dibicarakan oleh pemerintah Kabupaten Malang.?
  3. Bagaimana solusi yang tepat untuk memulihkan kemiskinan dan daya saing perekonomian di daerah Poncokusumo Kabupaten Malang .?
  4. Bagaimana metode dalam membrantas angka kemiskinan di kecamatan Poncokusumo, sehingga dapat dikatang sebagai kecamatan yang memulih dari angka kemiskinan tersebut.?

C. Tujuan Masalah

Adapun tujuan dibuatnya makalah yang membahas tentang kemiskinan di Kecamatan Poncokusumo ini adalah sebagai berikut:

  1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat Poncokusumo yang mampu dalam hal materi agar ikut berperan serta untuk mengentaskan kemiskinan di daerah Kabupaten Malang, khususnya Kecamatan Poncokusumo itu sendiri.
  2. Memberikan informasi kepada masyarakat Kecamatan Poncokusumo untuk menghadapi kemiskinan yang merupakan tantangan global dunia ketiga.
  3. Untuk mengetahui sejauh mana upaya pemerintah Kabupaten Malang dalam mengentaskan kemiskinan di daerahnya sendiri khususnya Kecamatan Poncokusumo.
  4. Menjadi pilar pembangunan bagi pemerintah Kabupaten Malang.
  5. Memberikan arahan yang tepat untuk dijadikan sebuah referensi untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat keseluruhan.

 

BAB II

A. Defenisi Kemiskinan

Dalam kamus ilmiah populer, kata “Miskin” mengandung arti tidak berharta (harta yang ada tidak mencukupi kebutuhan) atau bokek. Adapun kata “fakir” diartikan sebagai orang yang sangat miskin. Secara Etimologi makna yang terkandung yaitu bahwa kemiskinan sarat dengan masalah konsumsi. Hal ini bermula sejak masa neo-klasik di mana kemiskinan hanya dilihat dari interaksi negatif (ketidak seimbangan) antara pekerja dan upah yang diperoleh.

Deskripsi lain, arti definitif kemiskinan yang mulai bergeser misal pada awal tahun 1990-an definisi kemiskinan tidak hanya berdasarkan tingkat pendapatan, tapi juga mencakup ketidakmampuan di bidang kesehatan, pendidikan dan perumahan. Di penghujung abad 20-an telah muncul arti definitif terbaru, yaitu bahwa kemiskinan juga mencakup kerentanan, ketidakberdayaan dan ketidakmampuan untuk menyampaikan aspirasi.


B. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian adalah masyarakat kecamatan Poncokusumo, yang pada saat ini memiliki kendala terhadap hasil produksi yang mereka kelola tidak dapat dipasarkan baik didaerah sendiri, maupun keluar daerah, bahkan keadaan semakin parah ketika lebel produksi kecamatan Poncokusumo dipasarkan oleh produksi-produksi daerah lain, sehingga daya saing produsi poncokusumo sendiri melemah.

Pada lapisan sasaran lain adalah bagaimana proses yang telah dilakukan selama ini, dan apa yang sudah menjadi pilar utama untuk mencapai sasaran tersebut, dalam hal lain masyarakat Kecamatan Poncokusumo yang merupakan objek untuk pembangunan dan pemberdayaan yang selama ini terpuruk dari kemiskinan hingga 15 persen.

Peran pemerintah Kabupaten Malang, LSM, Sektor Swasta, telah melakukan berbagai macam cara, agar dapat menetaskan angka kemiskinan tersebut, disisi lain proses pembrantasan kemiskinan di kecamatan Poncokusumo juga sangat di butuhkan dana, promosi produk, sarana dan prasarana, dan juga harus ada wewenang dari pemerintah yang dapat mendukung perekonomian warga Poncokusumo itu sendiri.


C. Autput Yang Akan Di Capai

Ketika hasil permasalah di Kecamatan Poncokusumo sudah ketahui, tentu proses selanjutnya adalah pembenahan dan menata kembali, dimana keterpurukan perekonimian Kecamatan Ponckusumo menjadikan pilar utama dalam pembangunan dan pemberdayaan, pilar ini tentu sangat terkontaminasi oleh lembaga intitusi yang ada, dimana peran intitusi khususnya pemerintahan kabupaten Malang menjadi PR dalam merealisasikan dan merekontruksikan perekonomian tersebut.

Disisi lain juga dengan adanya rekonsiliasi dan rekontruksi dari berbagai pihak, khususnya masyarakat itu sendiri yang nantinya dapat menampung dan mengatasi permasalahan yang ada, dengan demikian dapat membangun dan pemberedayaan dapat terealisasi dengan baik dan tepat pada masyarakat kecamatan Poncokususmo itu sendiri.


D. Metodologi

Dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Poncokusumo secara metodologi dapat dikatakan belum berjalan secara optimal, dimana pembangunan yang dilakukan belum bisa bersinergi antara kebijakan dan juga implementasi, sehingga konsep pembangunan yang dirancang belum tepat pada sasaran yang sesungguhnya, dan angka kemiskinanpun akan terus melaju cepat.

Prinsip dasar pemberdayaan dengan selalu menepatkan masyarakat sebagai aktor utama dalam seluruh rangkaian pembangunan. Menurut Dillon prisnsip ini disebut dengan pendekatan people driven (menepatkan rakyat atau masyarakat setiap formulasi kebijakan dan pengambilang keputusan”politik”).

Pemberdayaan adalah sebagai proses. Keberhasilan proses ini bukan hanya karena paham terhadap pengetahuan dan ketrampilan yang menyangkut pembangunan, akan tetapi seluruh stakeholders (seluruh unsur terkait dalam program).

Menurut Prof. Bob Tilden telah memberikan jawaban atau sikap yang harus dimiliki oleh pelaku pemberdayaan, sekurang-kurang ada 4 (empat) kegiatan penting, yakni: Problem solving (pemecahan masalah); Sense of community (peduli terhadap masyarakat); Sense of mission (komitmen terhadap misi proyek); dan Honesty with self and with orders (jujur kepada diri sendiri dan orang lain).

Di bawah ini beberapa konsep pembangunan dan pemberdayaan  menurut pendapat Karimah Kuraiyyim dalam bukunya bunga rampai pembangunan desa (Sajogyo, 1984):

  • Meningkatkannya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global.

Yang penting digarisbawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan.

  • Meningkatakan etos kerja dan produktivitas masyarakat.

Terlihat jelas faktor ini sangat urgen dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan dengan maksimal

  • Merendahnya biaya kehidupan.

Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja ahli, lemahnya peranan wanita di depan publik dan banyaknya pengangguran.

  • Pembagian subsidi in come pemerintah harus merata.

Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.

Metode lain untuk dapat meningkatkan daya saing perekonomian kecamatan Poncokusumo harus ada keikut sertaan masyarakat itu sendiri, dan mendukung apa yang telah digarap oleh pemerintah, dan kewajiban sebagai pemerintah juga harus membuat legalitas yang jelas, secara garis besar peraturan-peraturan yang dibuat harus sesuai dengan analisa kebijakan publik, sehingga sistem perkonomian disana tidak semberaut, dan dapat dikendalikan dengan baik.


E. Analisa Permasalahan

Kecamatan Poncokususmo merupakan sebuah kecamatan yang beberapa saat ini produktifitasnya menurun drastis, daerah yang sejuk ini pada awalnya masyarakat meraup pendapatan dari hasil penjualan apel, keripik apel, sari apel, sambel apel, sayur-sayuran, dan juga berbagai kemasan lainnya, persoalanya adalah hasil produksi tersebut dinilai tidak dapat dipasarkan, dikarenakan khualitas produksi yang belum memenuhi standarisasi, persoalan lainnya adalah produksi apel diluar daerah Poncokusumo yang beredar dipasar memakai lebel Poncokusumo, dan ini menjadi kendala utama dalam proses penjualan produksi Poncokusumo itu sendiri.

Denga adanya permasalahan tersebut sehingga menimbulkan reaksi yang sangat sangat signifikan, yaitu meningkatnya angka kemiskinan sampai 15 persen.


F. Hasil Analisa

Dari analisa permasalahan tersebut, sehingga dapat di petik hasil analisa yaitu pembangunan dan pemberdayaan harus bersinergi peran pemerintah, masyarakat, LSM, dan juga lembaga infestor (pemodal).

 

BAB III

A.        Kesimpulan

Proses penanggulangan kemiskinan merupakan hal yang sangat fundamentalis dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, khususnya masyarakat di sekitar Poncokusumo, karena pada dasarnya kemiskinan itu ada disebabkan oleh lemahnya pendidikan atau SDM, SDA, Sistem, kontitusi atau pemerintahan.

Dalam hal ini pemerintah sebagai tonggak birokrasi merupakan kunci dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat kecamatan Poncokusumo, dapat mensinergikan antara legalitasnya dengan aplikasinya di lapangan, tujuan lain pemerintah juga harus menyediakan lapangan kerja, pelayanan  kesehatan, pendidikan, dan juga keamanan, untuk terciptanya suatu perubahan yang lebih baik.

Selain dari itu untuk peran pendukung seperti LSM, Koperasi, dan sebagainya juga sangat menetukan arah pembaharuan yang lebih baik terutama dalam memstabilitaskan suatu perubahan sosial masyakat indonesia kedepan.

B.        Kritik dan Saran

Menyimak berbagai macam persoalan dan meningkatnya angka kemiskinan, seharusnya ada perhatian lebih dari pemerintah dalam menanggapi permasalahan tersebut, dengan menuangkan teori-teori yang lebih jitu agar tumbuh suatu perubahan sosial yang lebih dinamis dan juga harmonis, kemiskinan di Kecamatan Poncokusumo adalah merupakan hal yang paling rawan mengancam kestabilan dearah Kabupaten Malang, apalagi jika ada kecemburuan sosial.

Kemajuan Kecamatan Poncokusumo ini, dari ancaman kemiskinan, dan keterpurukan perekonomian, menjadikan PR  khusus bagi pemerintah, dalam hal ini pemerintah Kabupaten Malng harus bisa mensinergikan antara kebijakan pembangunan dengan implementasi di lapangan,  dan juga harus bisa merangkul elemen-elemen lain seperti LSM, Penanam Modal, dan Masyarakat itu sendiri, agar terciptanya suasana yang kondusif, dan masyarakat Poncokusumo kedepan lebih baik perekonomiannya .

Daftar Pustaka

  1. Anomim, panduan program inpres desa tertinggal; Jakarta:badan perencanaan pembangunan nasional – departemen dalam negeri, 1994.
  2. Sajogyo, Bunga Rampai Pembangunan Desa, Yayasa Obor Indonesia, 1984.
  3. Nugroho, Gunarso Dwi.. Modul Globalisasi. Banyumas, CV. Cahaya Pustaka, 2006.
  4. http://afrizal.student.umm.ac.id/2010/11/03/pembangunan-pemberdayaan-masyarakat/

Di ambil tgl 12 Desember 2010, jam 12.30

  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Poncokusumo,_Malang

Di ambil tgl 12 Desember 2010, jam 12.30

  1. http://74.6.146.127/search/cache?ei=UTF-8&p=pemberdayaan+masyarakat+poncokusumo&fr=ffds1&u=www.ditpertais.net/06/download/kompetitif_madrasah06/SK_Pemberdayaan_Madrasah_2006.pdf&w=pemberdayaan+masyarakat+poncokusumo&d=D3ocrVtsVrWh&icp=1&.intl=id&sig=dbikcdz_LnchQ8BTYpwejg–

Di ambil tgl 14 Desember 2010, jam 21.00

Tentang Afrizal WS Zaini
BIODATA Nama : Afrizal Woyla Saputra Zaini., S.IP Tempat/Tanggal Lahir : Seuradeuk/29 Juli 1990 Agama : Islam Jenis Kelamin : Laki-Laki Nama Orang Tua : - Ayah : Zaini Djambi (Alm) Ibu : Mariyah Alamat di Aceh : Ds. Seuradeuk Kec.Woyla Timur Kab. Aceh Barat Alamat di Malang : Asrama Mahasiswa Aceh, Jl. Bendungan Jatigede No. 03 Telp 0341-576156/HP 085277784400. Malang Pekerjaan : Wiraswasta Fak/Jurusan : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/ Ilmu Pemerintahan Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang E-mail : awszaini@yahoo.com Twitter :@afrizalwoyla Riwayat Pendidikan : 1.Sekolah Dasar Negeri Meutulang : 1997-2003 2.Madrasah Tsanawiyah Negeri Peureumeu : 2003-2006 3.Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 6 Meulaboh : 2006-2009 4.Universitas Muhammadiyah Malang : 2009 - 2013 Pengalaman Organisasi : 1. Sekretaris Umum Ikatan Pelajar Pemuda & Mahasiswa Aceh (IPPMA) Malang 2009-2010, dan 2010-2011. 2. Sekretaris Asrama Mahasiswa Aceh Malang 2009-2010. 3. Ketua Panitia Pembangunan Asarama Aceh Malang Anggaran 2010 4. Ketua Umum Angkatan 2009 Jurusan Ilmu Pemerintahan UMM. 5. Ketua Departemen Politik Hukum Dan HAM Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan UMM 2010 - 2011. 6. Anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat FISIP UMM. 7. Anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat FISIP UMM. 8. Sekretaris Panitia Day Of Tsunami ” Masa Depan Aceh Pasca Tsunami” Tahun 2009. 9. Anggota Paskibraka Kabupaten Aceh Barat Angkatan 63 Tahun 2008. 10. Anggota Nasional Demokrat DPC Kabupaten Aceh Barat.

2 Responses to ANALISA PERMASALAHAN PRODUTIFITAS UNGGULAN DI KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG: KASUS DESKRIPTIF

  1. ewan says:

    TQ pak atas pos”a

  2. edo says:

    sip bget ne pak afrizal.. terikasih

Tinggalkan komentar